Sejarah Jembatan Ampera

Pasti setiap orang pernah melihat jembatan ampera, baik itu secara langsung maupun hanya melalui gambar. Selain itu, setiap orang pasti sudah mengetahui apa itu jembatan ampera. Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat (ampere) ini merupakan salah satu jembatan yang terkenal di Sumatera Selatan. Pada jaman dahulu, jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara.

Jembatan yang terbentang di atas sungai Musi kota Palembang ini memiliki panjang 1.177 meter, lebar 22 meter, dan tinggi 63 meter. Sedangkan jarak antara menara sekitar 75 meter.Awalnya, bagian tengah jembaran ini bisa diangkat. Sebab, pada jaman dahulu banyak kapal besar melintasi jembatan ampere tersebut.

Namun, sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah jembatan tersebut sudah tidak dilakukan lagi. Hal ini dikarenakan, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini tidaklah sebentar. Sehingga dianggap mengganggu arus lalu lintas di atas jembatan. Hingga akhirnya pada tahun 1990, bandul pemberatnya dibongkar, karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengguna jembatan.

Awalnya, pada tahun 1965 jembatan ini bernama jembatan Bung Karno. Sebab, bung karno dengan sungguh-sungguh memperjuangkan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Namun, pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan anti Soekarno. Sehingga nama jembatan dari nama Presiden RI ini pun diubah menjadi jembatan Ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat.